Ada seorang suami yang suka merokok, minum, dan judi. Istrinya amat benci terhadap perilaku suaminya. Pada suatu hari, si suami berjalan-jalan di kotanya. Tiba-tiba pengemis yang duduk ditepi jalan berseru kepadanya :
"Pak, tolonglah saya, sudah satu minggu saya tidak makan. Berilah saya uang untuk membeli makanan."
"Tidak, jawab si suami, aku tidak akan memberi kamu uang, aku akan memberikan kamu rokok".
"Maaf pak", jawab pengemis itu. "Saya tidak merokok."
"Jika demikian..." kata si suami, "kamu akan kuajak minum-minuman keras."
"Maaf pak, saya tidak minum minuman keras."
"Nah jika demikian..", jawab si suami, "aku akan mengajakmu ke tempat judi. Nanti jika kita menang, seluruh uang kemenangan akan kuberikan kepadamu."
"Sekali lagi beribu maaf pak", jawab pengemis itu. "Saya tidak berjudi, saya hanya ingin makan, lain tidak."
Mendengar semua jawaban si pengemis itu, timbullah gagasan nakal di benak si suami untuk mengajak pengemis itu ikut kerumahnya. Ia berpikir, jika melihat pengemis itu, mungkin istrinya akan dapat mengubah sikapnya terhadapnya.
Lalu kata si suami :
"Aha..., kalau begitu, kuajak kau makan dirumahku. aku akan memperkenalkan kamu kepada istriku. Aku ingin menunjukkan kepadanya, apa jadinya jika orang tidak merokok, tidak minum, dan tidak berjudi."
Ada berbagai cara untuk mencari dukungan. Tinggal bagaimana menggunakan kecerdikan kita untuk menemukan cara yang paling tepat.
dikutip dari "Konferensi Tikus-Tikus"_Kumpulan Cerita
Mengadili Diri Sendiri
Balzac, pengarang kenamaan Perancis, biasa menyibukkan diri pada waktu luangnya untuk menganalisis tulisan tangan seseorang. Menurutnya, tulisan tangan adalah penunjuk watak seseorang. Ia suka menganggap dirinya ahli dalam seni ini.
Pada suatu hari, seorang nyonya mengantar kepadanya buku catatan pekerjaan rumah seorang anak kecil dan meminta Balzac memberikan pendapatnya tentang bakat anak itu. Balzac secara teliti mempelajari tulisan kacau balau itu. “Engkau, ibu anak itu?” tanyanya.
“Bukan.”
“Mungkin anda mempunyai hubungan keluarga dengan dia?”
“Tidak sama sekali.”
“Saya akan mengatakan kepadamu secara terus terang pendapatku: anak ini ceroboh dan mungkin bodoh. Saya khawatir ia tidak akan pernah berprestasi.”
“Tetapi, tuan,” kata wanita itu sambil tertawa, “catatan itu adalah milik tuan sendiri ketika masih duduk di SD dulu.”
_ Tony Castle_
“MIMPI NASRUDIN”
Kecerdikan
Nasrudin melakukan perjalanan bersama dua orang kawannya. Ia lapar dan ingin membagi roti satu-satunya yang dimilikinya. Tetapi kedua temannya yang belum lapar itu berkata :”Besok sajalah”. Malam ini kita langsung tidur. Barangsiapa mimpinya yang paling bagus, dia boleh makan roti ini”. Keesokan harinya seorang teman berkata : ”Mimpiku sangat bagus. Aku melihat nabi”. Temannya yang lain berkata :”Mimpiku lebih bagus lagi. Aku melihat Tuhan”. Sekarang giliran Nasrudin. Dengan suara perlahan dan kepala menunduk Nasrudin berkata :”Aku tidak melihat nabi dan tidak melihat Tuhan”. Yang kulihat adalah istriku. Ia menyuruh aku memakan roti itu. Lalu aku segera bangun dan langsung memakan roti itu. Sekarang roti itu sudah habis”.
Anda Spesial
Anda Spesial
Suatu hari
seorang penceramah terkenal membuka seminarnya dengan cara yang unik.
Sambil
memegang uang pecahan Rp. 100.000,00.- ia bertanya kepada hadirin,"Siapa
yang mau uang ini?"
Tampak
banyak tangan diacungkan. Pertanda banyak minat.
"Saya
akan berikan ini kepada salah satu dari Anda sekalian,tapi sebelumnya
perkenankanlah saya melakukan ini."
Ia berdiri
mendekati hadirin. Uang itu diremas-remas dengan tangannya sampai berlipat2.
Lalu
bertanya lagi, "Siapa yang masih mau uang ini?"
Jumlah
tangan yang teracung tak berkurang.
"Baiklah,"
jawabnya, "Apa jadinya bila saya melakukan ini?" ujarnya sambil
menjatuhkan uang itu ke lantai dan menginjak-injaknya dengan sepatunya.
Meski masih
utuh, kini uang itu jadi amat kotor dan tak mulus lagi.
"Nah,
apakah sekarang masih ada yang berminat?"
Tangan-tangan
yang mengacung masih tetap banyak.
"Hadirin
sekalian, Anda baru saja menghadapi sebuah pelajaran penting. Apapun yang
terjadi dengan uang ini, anda masih berminat karena apa yang saya lakukan tidak
akan mengurangi nilainya. Biarpun lecek dan kotor, uang itu tetap bernilai Rp.
100.000,00.-
Dalam
kehidupan ini kita pernah beberapa kali terjatuh, terkoyak, dan berlepotan
kotoran akibat keputusan yang kita buat dan situasi yang menerpa kita. Dalam
kondisi seperti itu, kita merasa tak berharga, tak berarti. Padahal apapun yang
telah dan akan terjadi, Anda tidak pernah akan kehilangan nilai di mata mereka
yang mencintai Anda, terlebih di mata Tuhan.
Jangan
pernah lupa - Anda spesial...!!!"
Bibir Seorang Kristen
Bibir Seorang Kristen
Suatu
masa hiduplah seekor singa yang liar dan buas. Setiap kali bertemu makhluk
hidup lain dan terutama manusia pasti saja akan diterkam dan dilahap habis.
Tulang-tulang yang keras sekalipun pasti akan remuk dan tak pernah tersisa oleh
taringnya yang runcing. Suatu saat, ketika tahu bahwa orang Kristen adalah
orang-orang baik, maka berkatalah ia kepada teman-teman singa yang lain: 'Aku
telah mendengar seruan di padang gurun, dan saya ingin bertobat. Saya pasti tak
akan menggangu orang-orang kristen lagi. Saya akan membiarkan mereka tetap
hidup, dan tak akan lagi menjadikan mereka santapan pemuas isi perutku.'
Namun
setelah lewat beberapa hari, seorang Kristen lewat. Singa liar dan buas itu
sekali lagi melahap orang itu. Seluruh bagian tubuh orang tersebut dimakan
habis tak tersisa, kecuali bibirnya. Ia lalu dicemoohi teman-temannya:
'Bukankah engkau ingin bertobat dan berjanji tak akan menjadikan orang Kristen
sebagai santapan lezatmu?? Mengapa hari ini engkau justru sekali lagi membunuh
seorang Kristen?'
Singa
buas itu menjawab: 'Saya memang sudah berjanji untuk tidak menerkam orang
Kristen. Namun orang yang telah kumakan itu telah kucium sebelum diterkam.
Ternyata sama sekali tak tercium aroma kekristenan, kecuali bibirnya saja.
Karena itu bibirnya sajalah yang tidak kumakan.'
Disuruh
Istri
Sekelompok
pria, yang baru saja meninggal dunia, tiba di surga.
Petrus
melihat kepada mereka dan memberi perintah,
"Semua
pria, yang dikuasai istrinya selama hidup di dunia, harap berdiri di sebelah
kiri saya; sedangkan yang menguasai istrinya, berdiri di sebelah kanan
saya."
Semua
pria segera berdiri di sebelah kiri, kecuali satu orang, Petrus melihat pria
kurus kering, yang berdiri sendirian itu dan berkata,
"Wah,
engkau hebat. Engkaulah satu-satunya suami yang tidak dikuasai istri..."
"Maaf
menyela," ujar pria itu memotong pembicaraan Petrus,"aku berdiri di
sini karena disuruh istriku!"